Sunday, October 16, 2011

(Ringkasan) ILMU SOSIAL & BUDAYA DASAR (ISBD)

Bismillah...
  • All yang belum tugas ini silahkan di copas aja tapi harus di edit lagi jangan ambil mentahnya aja, Oke ^_^ !!! (Edit font, bullet, etc)
  • Tugasnya hasil ketikan ane sendiri...
  • Format tugas : min 3 lbr halaman, diketik  !
  • Bagi yang belum ngerangkum Ekonomi Mikro bisa di Download di sini (Edited) atawa di dieu (referensi Internet)...
  • klo ada pertanyaan silahkan Komentar...
  • Selamat Menikmati ^__^ !





Copaz Zone :



ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD)




A. Dasar Pemikiran:
  1. Latar belakang Paedagogis  
Ø  Menghindari adanya “Dominasi”  dosen didalam pemberian materi,namun dikembangkan suasana interaksi pro aktif .
Ø  Untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan , sesuai dorongan deklarasi UNESCO (1988) dengan 4  pilar pembelajaran:
                        (a)        learning to know
                        (b)        learning to do
                        (c)        learning be
                        (d)       learning to live together

  1. Dasar Yuridis
UU No.20 tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 1 butir e:”Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh kesempatan menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas”.
Pasal 40 ayat 2 butir a: “menciptkan suasana yang bermakna , menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis” Interaksi belajar yang monolog, indoktrinatif dan komunikasi satu arah tidak lagi merupakan model pembelajaran yang tunggal-menjadikan mahasiswa pribadi yang pasif.
Visi Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) di perguruan tinggi, seperti tercantum dalam Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 38 Tahun 2002, pasal 1: “Mahasiswa memiliki landasan pengetahun, wawasan, dan keyakinan sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu dan mahluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya”
Harapan DIKTI ini sejalan dengan Deklarasi UNESCO Oktober 1998 tentang Kesepakatan Perguruan Tinggi, yang intinya sebagai berikut:
  1. Pendidikan Tinggi abad XXI harus memainkan peran sebagai suatu komponen vital dari pembangunan budaya, sosial, ekonomi dan politik sebagai suatu tiang penyangga dalam pembentukan kemampuan masyarakat untuk demokrasi dan perdamaian.

  1. DIKTI harus merancang fungsi prospektifnya melalui analisis berkelanjutan tentang kegawatan sosial, ekonomi, budaya, dan kecenderungan politik, serta bertindak sebagai pemandu dalam mengatasi bencana, mampu melihat ke masa depan, mengantisipasi dan menyiapkan peringatan perdana.
  2. DIKTI harus sadar akan peranannya sebagai pelayan masyarakat, dan harus berusaha agar terjamin keseimbangan antara misi pendidikan dan misi sosial.
B. Visi, Misi, Tujuan, dan BAHAN ISBD
Visi ISBD: “Mahasiswa selaku individu dan mahluk sosial yang beradab memiliki landasan pengetahuan, wawasan, serta keyakinan untuk bersikap kritis, peka, dan arif dalam menghadapi persoalan sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat.
Misi ISBD:
a)      Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan martabat manusia sebagai individu dan mahluk sosial dalam kehidupan masyarakat.
b)      Memberikan dasar-dasar nilai estetika , etika , moral, hukum dan budaya sebagai landasan untuk menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan terwujud masyarakat yang tertib, teratur dan sejahtera.
c)      Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan budaya serta mampu bersikap kritis, analitis dan responsif untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di masyarakat.
Tujuan ISBD:
a)      Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan tentang keragaman dan kesetaraan manusia sebagai individu dan mahluk sosial dalam kehidupan bermasayarakat.
b)      Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa dalam memahami dan memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika, etika, moral
            dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat.
c)      Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademis dan keahliannya.


ISBD mempunyai tujuan yang beragam:
  1. Body knowledge-Simplifikasi dan distalasi dari berbagai disiplin ISBD
  2. A unified coordinated holistic of men living in societes
  3. Kompromi antara pendapat pertama dan kedua- merupakan sebagian dari hasil penelitian ilmu-ilmu sosial dan budaya yang dipilih dan diramu.
  1. Pentingnya Pendekatan Interdisipliner dalam ISBD.
            - multidisiplin secara integratif
            - interdisipliner
            - crossdisiplimer
  1. Beberapa Alternatif Model Pembelajaran ISBD
  2. Proses Pembelajaran Berbasis Portofolio
  3. Pengertian
  4. Langkah-langkah Pembelajaran
            a. Mengidentifikasi masalah
            b. Memilih masalah untuk kajian kelas
            c. Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang Akan Dikaji oleh Kelas
            d. Mengembangkan Portofolio Kelas
            e. Penyajian Portofolio (Show-Case)
            f. Kriteria Penilaian Portofolio



MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

  1. PENGERTIAN
            Budaya: budi dan daya-cinta, karsa dan rasa.
            Sanskerta: budhayah-bentuk jamak kata buddhi: budi atau akal.
            Bahasa Inggris: culture; bahasa Belanda-cultuur; bahasa Latin-colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).
            Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
1)      E.B. Tylor- budaya adalah suatu keseluruhan kompleks: pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakt
2)      R. Linton-
3)      Koentjaraningrat-
4)      Selo Soemardjan
5)      5) Herkovits

  1. Perwujudan Kebudayaan
            Ilmuwan Talcott Parson (Sociology) dan al Kroeber (Antropolog): membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Wujud kebudayaan adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. J.J. Honigmann dalam bukunya The world of Man (1959) membagi budaya dalam tiga wujud yaitu ideas, activities and artifact.
Koentjaraningrat: kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu:
1)      Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan.
2)      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3)      Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
4)      SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA:
            Merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup,kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
             
1.      Sistem Pengetahuan.
                        Memperoleh pengetahuan melalui 3 cara:
a.       Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial.
b.      Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui  pendidikan formal dan non formasl
2.      Nilai, adalah sesuatu yang yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.Dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai        kebenaran, indah (nilai estetika), baik (nilai-moral atau etis), religius (nilai agama)  
   C. Kluchohn-5 dasar yang bersifat universal:
            a)         Hakikat hidup manusia (MH)
            b)         Hakikat karya manusia (MK)
            c)         Hakikat waktu manusia (MW)
            d)         Hakikat alam manusia (MA)
            e)         Hakikat ahubungan antara manusia (MM)
    1. Pandanga Hidup
    2. Kepercayaan
    3. Persepsi
    4. Etos kebudayaan
  1. Sifat-Sifat Budaya
  2. Sistem Budaya
  3. Manusia sebagai Pencipta dan pengguna Kebudayaan
  4. Pengaruh Budaya terhadap lingkungan
  5. Proses dan Perkembangan Kebudayaan
  6. Problematika Kebudayaan
  7. Perubahan Kebudayaan .

Manusia dan Peradaban

A.    PENGERTIAN
               Pengertian Manusia dan Peradaban dari beberapa ahli:
Ø  Bierens De Hann, Peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni yang berada diatas tujuan yang praktis hubungan kemasyarakatan.
Ø  Oswald Spengl, Kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat.
Ø  Prof. Dr. Koentjaraningrat, Peradaban adalah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian.

B.     HAKIKAT HIDUP MANUSIA
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai mahkluk tuhan, individu dan sosial budaya. Manusia memiliki Hakikat kebudayaan yang sama, yaitu :

Ø  Terwjujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
Ø  Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti mati.
Ø  Diperlukan manusia yang diwujujudkan lewat tingkah laku.
Ø  Berisi aturan yang berisi keajiban, tindakan yang diterima atau tidak, larangan, dan pantangan.


C.     PERADABAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
Wilbert Moore memandang perubahan social sebagai “Perubahan struktur social, pola perilaku, dan interaksi social”. Perubahan social yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi  yang meliputi  berbagai aspek kehidupan.

Teori dan bentuk Perubahan Sosial  :
a.       Teori sebab akibat (Causation Problem)
b.      Teori proses atau arah perubahan social

D.   TEORI-TEORI MENGENAI PEMBANGUNAN, KETERBELAKANGAN, DAN KETERGANTUNGAN
Teori perubahan social menurut Moore :
1.      Evolusi rectilineal yang sangat sederhana.
2.      Evolusi melalui tahap-tahap
3.      Evolusi yang terjadi dengan tahap kelauan yang tidak serasi.
4.      Evolusi bercabang yang mewujudkan perubahan.
5.      Evolusi menurut siklussiklus tertentu dengan kemunduran jangka pendek.
6.      Siklus-siklus yang tidak mempunyai kecenderungan.
7.      Pertemuan logistic yang digambarkan oleh populasi.
8.      Pertumbuhan logistis terbalik yang tergambar dan angka motivasi.
9.      Pertumbuhan eksponarisial yang tergambar memulai tanda-tanda.
10.  Primitivisme.
Prof. Dr. Soerjono Soekanto menyebutkan adanya factor intern dan ekstern yang menyebabkan perubahan social dalam masysarakat, yaitu :
a.       Faktor Intern
1.      Bertambahnya dan berkurangnya penduduk
2.      Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses.
3.      Konflik dalam masyarakat.
4.      Pemberontakan dalam tubuh masyarakat

b.      Faktor Ekstern
1.      Factor alam yang ada disekitar masyarakat yang berubah
2.      Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.


E.     MODERNISASI
Rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan yang dalam kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia.

Syarat-syarat Modernisasi :
Ø  Cara berpikir yang ilmiah yang institionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
Ø  System administrasi Negara  yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi
Ø  Adanya system pengumpulan data yang baik dan teratur yang berpusat pada suatu lembaga tertentu.
Ø  Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat
Ø  Tingkat organisasi yang tinggi
Ø  Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaanya
Ciri-ciri Modernisasi :
Ø  Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia.
Ø  Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, dsb.
Ø  Banyak memberikan kemudahan bagi manusia
Ø  Melahirkan teori baru
Ø  Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaan yang berlebihan.
Ø  Perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan.



MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHKLUK SOSIAL

A.    PENGERTIAN
Manusia sebagai mahkluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Manusia sebagai mahkluk social karena manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

B.     PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA
Masyarakat adalah kumpulan orang yang didalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup lama.
Ciri-ciri Masyarakat.
1.      Kumpulan orang
2.      Sudah terbentuk dengan lama
3.      Sudah memiliki system dan struktur social tersendiri
4.      Memiliki kepercayaan nilai, sikap dnan perilaku yang dimiliki bersama
5.      Adanya kesinambungan dan pertahanan diri
6.      Memiliki kebudayaan

C.     MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Ø  Sebuah desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari keramaian, penduduknya ramah-tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencaharian penduduknya kebanyakan sebagai petani atau nelayan.
Ø  Sebuah kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencaharian penduduknya bermacam-macam.

D.    INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL
Interaksi sosial adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Faktor-faktor Interaksi Sosial :
1.      Faktor Imitasi
2.      Faktor sugesti
3.      Faktor identifikasi
4.      Faktor simpati
Syarat terjadinya Interaksi sosial :
1.      Adanya kontak sosial (Social Contact)
2.      Adanya komunikasi
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial :
1.      Kerja sama (Coorporation)
2.      Persaingan (Competition)
3.      Pertentangan (Confict)


E.     STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok, tetapi tidak setiap warga dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial.
Max Weber menjelaskan stratifikasi sosial dalam tiga dimensi, yaitu :
1.      Dimensi Kekayaan
2.      Dimensi Kekuasaan
3.      Dimensi Prestise.




Manusia, Nilai, Moral, dan Hukum

A.    HAKIKAT NILAI MORAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Manusia sebagai mahkluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks, pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, pandangan kedua memandangi nilai itu subjektif. Nilai diantara kualitas primer dan sekunder :
1.      Kualitas Primer, yaitu kualitas dasar yang tanpa itu objek tidak dapat menjadi ada, seperti panjang dan beratnya batu sudah ada sebelum patung itu dipahat.
2.      Kualitas Sekunder, yaitu kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindera seperti warna, rasa, bau, dsb.

Nilai memiliki polaritas dan herarki:
1.      Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai (polaritas) seperti baik dan buruk.
2.      Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.


6 klarifikasi nilai menurut Nicholas Rescher :
1. Pengakuan
2. Objek yang dipermasalahkan
3. keuntungan yang diperoleh
4. tujuan yang akan dicapai
5. hubungan antara pengemban nilai dengan keuntungan
6. hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik.


Di Indonesia Hierarki nilai dibagi 3, yaitu :
1. Nilai Dasar, yaitu merupakan hakikat, esensi, inti sari atau makna yang terdalam dari nilai-nilai tersebut.
2. Nilai Instrumental, merupakan suatu pedoman yang dapat diukur atau diarahkan.
3. Nilai Praksis, merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam suatu kehidupan nyata.

Menurut Cheng (1955), Nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki.

B.     PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL
Pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir dan lebih berorientasi pada upayaupaya untuk mengklarifikasi nilai moral sangat dimungkinkan bila melihat eratnya hubungan antara berpikir dengan nilai itu sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan nilai yang memiliki orientasi yang berbeda.


Pengaruh Informasi terhadap Perkembangan Nilai Moral :
     Informasi yang dihasilkan(yg dapat mengubah keyakinan, sikap dan nilai) sangat tergantung pada faktor2:


1. Bagaimana Informasi itu diperkenalkan(proses input)
2. oleh siapa informasi itu disampaikan
3. Dalam kondisi yang bagaimana informasi itu disampaikan
4. sejauh mana tingkat disonansi kognitif yang terjadi akibat informasi baru tersebut.
5. level penerimaan individu yaitu motivasi individu untuk berubah.
6. level kesiapan individu untuk menerima informasi baru serta mengubah tingkah lakunya.

C.     MANUSIA DAN HUKUM
Disepakati bahwa manusia adalah mahkluk sosial, adalah mahkluk yang selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan dengan sesamanya. Dalam konteks hubungan dengan sesama seperti itulah perlu adanya keteraturan sehingga setiap individu dapat berhubungan secara harmonis dengan individu lain disekitarnya. Untuk terciptanya keteraturan tersebut diperlukan aturan yang disebut oleh kita Hukum.


~FINISH~


*Maaf kalo ada salah-salah dikit cuma pgn Sharing aja ^_^
*klo ada yg mau berterima-kasih, ckp kirim pulsa brp aja ke no ane, hehe... 
*Created By : Dhiyan'S

1 comment:

Don't Spam & Junk, OK !!!